Langsung ke konten utama

5 Penyebab Kalahnya Jerman pada Perang Dunia ke 2

5 Penyebab Kalahnya Jerman pada Perang Dunia ke 2

 

Pada tanggal 30 januari 1933 jerman mulai bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan oleh perang dunia pertama dengan di tunjuknya Adolf Hitler sebagai kanselir jerman, hingga berujung diingkarinya perjanjian versailes.

Pada tanggal 1 September 1939 jerman mulai melakukan ekspansi militer ke polandia, hingga akhirnya berujung ekspansi ke berbagai negara-negara di eropa. hampir semua negara2 di eropa jatuh ke tangan jerman.

Hingga puncaknya ketika tahun 1942 militer jerman mulai mengalami kemunduran kekuatan, hingga berakhir dengan kekalahan.

Berikut adalah kelima rangkuman penyebab kekalahan Jerman tersebut : 

  1. Kekalahan Jerman di Stalingrad
  2. Boros dalam proses produksi alutsista
  3. Tidak sempat menaklukan inggris 
  4. Bergabungnya Amerika Serikat dengan Sekutu
  5. Kekurangan pasukan
Ok mari kita ulas satu persatu poin diatas 

1.  Kekalahan Jerman di Stalingrad 

 

Sebelumnya jerman telah kalah telak pada perang memperebutkan Moskow namun itu bukanlah merupakan titik balik kekuatan antara Jerman dan Uni Soviet, karena Jerman masih memiliki kekuatan besar untuk menyerang kota lain di Uni Soviet yakni Stalingrad.

Perang di Stalingrad merupakan titik balik peralihan kekuatan antara Jerman dan Uni Soviet, dari semulanya kekuatan Jerman lebih dominan selanjutnya berakhir dengan lebih dominannya kekuatan Uni Soviet, dan menjadi cikal bakal kekalahan tragis di pihak Jerman.

pada mulanya Jerman berhasil menyerang Stalingrad dengan strategi perang kilatnya yang dikenal dengan nama Blitzkrieg, seperti yang telah di lakukannya pada perang Moskow dan perang sewaktu melawan Perancis.

Sehingga pasukan Uni Soviet berhasil dipukul mundur, hingga ke jantung kota Stalingrad.

Lagi-lagi Blitzkrieg punya kelemahan, selain kelemahannya harus menyerang secara terus-menerus tanpa henti, kelemahan lainnya yakni pasukan di garis belakang tidak sekuat di garis depan.

Hal ini justru menjadi peluang Uni Soviet. Dengan memanfaatkan musim dingin Stalin mengerahkan pasukan bantuan untuk menyerang pasukan jerman yang menjaga garis belakang, kemudian mengepung pasukan Jerman yang telah berada di garis depan.

Pengepungan ini juga memutuskan jalur logistik pasukan Jerman, sehingga akhirnya pasukan Jerman yang telah dikirim untuk menyerang di garis depan banyak yang mati karena kekurangan kebutuhan logistik, seperti obat obatan, amunisi, serta makanan.

Walaupun Hitler sempat memerintahkan angkatan udara Jerman untuk mengirim persediaan logistik namun pesawat-pesawat yang mengirim persediaan logistik tersebut berjatuhan tertembak meriam anti pesawat Uni Soviet, begitu juga pasukan bantuan yang dikirim hitler untuk membantu pembebasan pasukan yang terkepung di Stalingrad, pasukan-pasukan tersebut tidak sanggup dan akhirnya pergi meninggalkan teman-temannya yang terkepung di Stalingrad.

Faktor lain kekalahan Jerman adalah kurangnya pengetahuan tentang medan perang dan kurangnya bekal untuk menyambut musim dingin.

setelah usainya perang ini Jerman mulai mengalami kemunduran kekuatan secara bertahap.

2. Boros dalam proses produksi alutsista

 

 Pada masa itu teknologi Jerman diyakini lebih hebat jika dibandingkan dengan teknologi angkatan bersenjata dari negara lainnya, Sebut saja diantaranya Tank Tiger, kapal selam U-boat, dan pesawat bertenaga roket jet, merupakan contoh alutsista Jerman yang jauh melampaui teknologi militer lawan.

Menurut sejarawan asal Inggris, James Holland, kecanggihan alutsista Jerman membutuhkan biaya produksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan militer Sekutu.

Dampaknya, ketika Perang Dunia II berlangsung lama, jerman justru kehabisan sumber daya untuk memproduksi suku cadang, perawatan dan perbaikan mesin, serta pembuatan alutsista tambahan.

3.  Tidak sempat menaklukan inggris

 

 Setelah mengalahkan Perancis, Hitler mengira Inggris pasti bersedia untuk berdamai, sehingga Jerman bisa lebih fokus menyerang Uni Soviet. Namun perkiraan itu salah, ternyata Inggris tidak mau berdamai dengan Jerman.

Oleh karena itu pada Tanggal 16 Juli 1940, Hitler mengeluarkan surat perintah persiapan untuk ekspansi ke Inggris. Akan tetapi Jerman saat itu masih belum memiliki persiapan yang matang untuk ekspansi ke Inggris.

Dikarenakan angkatan laut Jerman tidak memiliki cukup kapal untuk melakukan ekspansi ke Inggris, setelah mengalami kerugian saat kampanye Norwegia. Selain itu juga paskukan Jerman lebih terkonsentrasi untuk menyerang Uni Soviet.

Namun pada saat itu Jerman masih memiliki angkatan udara yang kuat sehingga hanya melakukan penyerangan udara dan menunda untuk melakukan serangan darat ke Inggris. Sampai akhirnya amerika serikat bergabung dengan sekutu dan Jerman pun batal mentaklukan Inggris karena terpaksa harus melawan Amerika Serikat.


4.  Bergabungnya Amerika Serikat dengan Sekutu

 

 Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang pearl harbour sehingga Amerika Serikat ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia ke II dan bergabung dengan sekutu.

Kemudian pada tanggal 11 Desember 1941, Jerman resmi menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, hal ini dikarenakan kesepakatannya dengan Jepang berdasarkan perjanjian Tripartit, untuk membantu jepang melawan Amerika Serikat. Pada hari itu Hitler membuat pengumuman di Reichstag, Berlin. Dia mengatakan, Jerman sebenarnya ingin menghindari perang dengan AS, namun berdasarkan Perjanjian Tripartit, Jerman wajib membantu Italia demi mendukung Jepang.

Selain itu Jerman berharap jika jerman membantu jepang berperang melawan amerika serikat maka Jepang juga akan membantu Jerman melawan Uni Soviet. Namun bantuan itu tak kunjung datang, karena Jepang sendiri juga kewalahan menghadapi pasukan amerika serikat. sehingga akhirnya Jerman harus menghadapi Amerika Serikat dan Uni Soviet secara bersamaan

5.  Kekurangan pasukan

 

 Setelah Perang Dunia ke II berlangsung lama, Jerman semakin kekurangan pasukan untuk menyeimbangi jumlah pasukan Sekutu, di tambah lagi setelah Amerika Serikat bergabung dengan blok Sekutu untuk berpartisipasi mengalahkan Jerman, hal ini membuat Jerman semakin terpuruk.

Oleh karena itu di penghujung Perang Dunia ke II karena Jerman kekurangan pasukan, Hitler terpaksa memaksa anak-anak untuk ikut berperang melawan sekutu, sehingga pasukan Jerman bukan hanya kalah dalam hal jumlah saja, tetapi dalam hal kualitas pasukan Jerman juga kalah jika di bandingkan dengan kualitas pasukan Sekutu.


TAMBAHAN2 


Intinya kekalahan Jerman itu karena ikut campurnya "Kopral" Adolf Hitler dalam strategi peperangan gan.

Berbeda dengan di awal peperangan yg para Jenderal nya memiliki kewenangan lebih besar.

Ane juga merasa aneh, mestinya Jepang ikut membantu di front Eropa melawan Soviet kala itu. Bila Jepang membantu front eropa, mungkin hasilnya akan berbeda (mengingat militansi tentara Jepang, pasti bisa lumayan mukul mundur Tentara Merah). Kasian Jepang yg kudu fokus ke front yang sangat luas di asia timur dan pasifik.

Yang perlu diperbaiki, Stalingrad bukanlah "titik balik" peperangan. Setelah kekalahan di Stalingrad, kekuatan Jerman masih cukup untuk memukul balik Tentara Merah. Cuma Pak Kopral Hitler mengintervensi strategi peperangan di front timur, dengan gaya militernya yang kaku.

Banyak contoh dari keputusan-keputusan Hitler ini: seperti pemberhentian invasi Barbarossa, untuk menaklukkan Pegunungan Ural. Sehingga serangan ke Moskow tertunda, dan akhirnya pihak Soviet bisa memperkuat pertahanan Moskow.

Pertempuran Stalingrad yg lebih bernuansa politis ketimbang militer, dengan awalan nama Stalin nya.

Pemberhentian serangan di Kursk, bantuan serangan aliansinya Italia, dan banyak lagi gan, gitu aja dulu mungkin.

CMIIW. 
 
 
Nambahin opini dari ane:
Nazi bertindak kejam dan sewenang2 di daerah yg di duduki terutama thd penduduk Slavia di Rusia dan eropa timur. Padahal penduduk sudah menganggap Jerman sebagai pembebas dari cengkraman Soviet.
Pemwrintahan Stalin dalam kondisi rapuh saat Barbarosa 1941 berlangsung dan terancam kolaps karena tekanan internal dan rakyat rusia udah muak dg kekejaman stalin.
Tapi ternyata Jerman lebih kejam (karena Hitler menganggap ras Slav dan Mongolia lebih rendah) sehingga Stalin bisa memanfaatkan semangat anti Jerman menjadi perang Patriotik Raya.  


beberapa koreksi.

1. taktik blitzkrieg itu tidak ada. itu adalah ciptaan jurnalis barat untuk menggambarkan betapa cepatnya pasukan jerman dalam bergerak dan menguasai banyak wilayah. AB jerman sendiri tidak punya taktik atau strategi bernama blitzkrieg.

ini bukan sekedar soal nama saja, tapi implikasinya luas. bahkan Jerman tidak pernah tau ataupun mengimplementasikan taktik tersebut, juga kegagalan di Soviet juga bukan dikarenakan oleh blitzkrieg yang tidak berjalan.

2. anda punya point valid tentang pemborosan dalam pembuatan hardware jerman yang memang terjadi secara luas. ini seringkali tidak dilihat karena orang cenderung melihat tank atau senjata buatan jerman sebagai super weapon. padahal kebanyakan adalah momok dalam pemeliharaan dan pembuatan, begitu ruwer, ribet, overenginered, sehingga terus bermasalah sehingga walaupun spec nya bagus tetapi sulit digunakan secara operasional karena berbagai masalah antik yang ada, apalagi di tangan crew yang baru dan tidak berpengalaman.

3. ini bukan sebab. sedari awal perang jerman tidak punya resources untuk berperang dan menguasai inggris. bahkan dengan jatuhnya polandia dan prancis secara spektakuler, jauh lebih cepat dan mudah dari perkiraan terbaik sekalipun, inggris tetap mustahil.

hal ini tertuang dalam tulisan dari admiral karl doenitz, dsb-nya. bahwa Al Jerman di tahun 1939 pembukaan perang betul-betul tidak siap. bahkan mereka kaget berat karena ekspektasi terburuk mereka adalah perang di tahun 1942, dimana AL masih bisa bersiap 3 tahun dengan crash course pembangunan armada AL. bahkan idealnya sesuai janji hilter secara pribadi adalah rencana untuk perang di tahun 1945.

nyatanya 1939 pecah perang, dan yang dimiliki AL jerman hanyalah kertas blue print beserta sisa-sisa kapal PD 1.

But in 1938 Hitler wanted to have the possibility of winning a war against Great Britain at sea in the coming years. Therefore he ordered plans for such a fleet from the Kriegsmarine. From the three proposed plans (X, Y and Z) he approved Plan Z in January 1939. This blueprint for the new German naval construction program envisaged building a navy of approximately 800 ships during the period 1939–1947. Hitler demanded that the program was to be completed by 1945. The main force of Plan Z were six H-class battleships. In the version of Plan Z drawn up in August 1939 the German fleet was planned to consist of the following ships by 1945:



baru direncanain 1938 untuk bikin kapal. 1939 jadi perang. modar lah AL Jerman. walau beberapa pocket battleship dan tirpitz/ bismarck ada tetapi hanya jadi simbol karena floatila pengawalannya tidak ada. bahkan carrier yang seharusnya jadi payung vital tidak jadi sampai akhir. hanya U -boat yang ternyata sangat sukses yakni type VII, sayangnya tidak diikuti oleh tipe tipe lainnya dan jumlahnya tidak memadai beserta perlengkapan dan keselamatan.

setelah perang US mendapat Uboat dan sangat kecewa karena isinya sangat jauh dari harapan bahwa dalamnya canggih. bagi disainer US, kasel Jerman terlihat seperti patchwork atau kerja asal-asalan yang sangat jauh dari ideal. kesannya sekedar dipaksain agar jadi, lalu karena sukses dibuat terus-terusan untuk mengisi kekosongan armada laut. tentu hasilnya adalah tingkat keselamatan yang rendah karena rawan celaka, dan mudah membuat lelah, bosan, stress, karena lingkungan kerja yang sangat buruk.

ini sesuai dengan banyaknya uboat yang celaka karena kelalaian semata, atau aksi nekat, bahkan cenderung sadis karena kebosanan semata.

4... well.. setelah US ikut memang Jerman sudah tidak mungkin menang secara resources. berbeda dengan semua film perang, sebenarnya US masih mampu mengalahkan Jerman 2x karena memang kapasitas manpower dan SDA nya sangat mencukupi. hal ini dibuktikan dengan bagaimana US menghantam Jepang tanpa harus banyak membawa aset dan hardware dari eropa.

5. kekurangan pasukan? ini keliru.

s/d akhir perang tawanan AB Jerman di pihak Amerika saja mencapai 1/2 juta orang. 1/2 juta orang itu 500 ribu jiwa, prajurit yang sudah terlatih dan pengalaman. bahkan itu yang tertawan dan menyerah. jumlah sebenarnya jauh lebih besar lagi tentunya.

untuk mendukung hal tersebut tiap bulan sekitar 30 ribu jiwa prajurit jerman dikirim via laut ke US hanya untuk jadi tahanan.


Despite many "wild rumors" about how the Allies treated their prisoners,[13]:86 some Germans were pleased to be captured by the British or Americans—fear of being captured by the Soviets was widespread—because they disagreed with Nazism or their nation's conduct of the war.[13]:42–45,148,163 The prisoners were usually shipped in Liberty Ships returning home that would otherwise be empty,[11]:5 with as many as 30,000 arriving per month


itu baru di US. sedangkan di eropa barat sendiri totalnya mencapai sd 3 jutaan prajurit jerman yang menyerah sd akhir perang.

More than 2.8 million German soldiers surrendered on the Western Front between D-Day and the end of April 1945; 1.3 million between D-Day and March 31, 1945; and 1.5 million of them in the month of April.


mengapa mereka menyerah? karena kehabisan perlengkapan perang, logistik yang morat-marit, hardware perang yang nyaris tidak ada dan moral yang sudah hancur.

jadi Jerman tidak kehabisan prajurit. mereka kehabisan senjata dan peluru, tepatnya garis komando dan logistik mereka hancur sehingga prajurit di garis depan tidak bisa mendapatkan senjata, peluru, suku cadang, bahan bakar, makanan hingga akhirnya sulit untuk berperang lebih lama lagi.

bahkan di front timur, pasukan Jerman yang tertangkap juga ada di angka 800 ribu hingga diklaim 3 juta prajurit. mereka menyerah dan ditawan bukan karena ingin menjadi WN Soviet tentunya, tetapi karena tidak punya logistik untuk berperang lebih lama lagi. 
 
 
 
IMHO saya mau nambahin beberapa hal, terutama soal logistik dan hal2 lain yang jarang dilihat

1. Minyak
IMHO minyak adalah faktor penting yang jarang dilihat orang dalam peranannya di WW2, bahkan taktik "blitzkrieg" sendiri sedikit banyak dipengaruhi oleh ketersediaan minyak German saat itu
German mementingkan taktik perang manuver yang ditujukan untuk menembus pertahanan lawan sejauh mungkin menggunakan formasi Panzer dan dukungan dari pesawat attacker dan infantry mobile, semua itu butuh banyak minyak, itulah kenapa banyak Jendral Hitler yang meragukan serangan ke Perancis, terlebih jika pertempuran akan berlanjut ke war of attrition, ato perang abis-abisan
Ploesti oil field di Rumania itu ga cukup untuk mensuplai pasukan Wermacht di Russia, belum lagi di bom pula ama sekutu
dan yang lebih parah, dari 3 oil field Russia yang menjadi target Wermacht, cuman 1 yang berhasil dikuasai, dan itupun harus mundur di 1943 karena di gempur Red Army

2. Hostile Occupied Area
mulai dari Polland, Perancis sampai negara2 baltik, pasukan German selalu menghadapi oposisi masyarakat setempat, hal ini menyusahkan mereka untuk establish basis yang kuat, terlebih di akhir perang..... dimana pasukan German (terutama SS) sering melakukan war crimes di occupied areas, membuat resistance semakin menjadi-jadi
ini jarang dilihat sama orang, dan jarang diperhitungkan sebagai faktor, tapi IMHO resistance di occupied areas, grinds down German's military supplies, mulai manpower sampe war machines.

3. Invasi Kreta (Battle of Crete)
IMHO ini ga perlu dilakukan, ok lah Airborne German menang lawan Inggris di Kreta, tapi at what cost ?250+ pesawat harusnya bisa digunakan untuk Russian Invasion malah hilang percuma, belum lagi nyawa 4000 orang Airborne yang hilang, dan yang paling penting, Germany High Command yang sudah hilang respek kepada Airborne membuat mereka "membubarkan" Fallschirmjäger dengan memindahkan sebagian dari mereka menjadi pasukan infantri biasa untuk Russian Invasion

4. Politik Ras
Hitler benci Yahudi, thats a mistake IMHO
banyak otak2 Yahudi brilian yang akhirnya meninggalkan Jerman diawal perang, salah satunya.... yah, Albert Einstein
di 1942, Einstein stuju untuk membantu Amerika dalam pembuatan Nuclear Bomb, jadi ga bisa dibilang Einstein cinta damai juga
nah bayangkan klo Hitler mau menahan rasa benci nya, dan memakai semua sumberdaya yang ada di German, termasuk para Jews dan ras ras lain untuk Germany War Effort, mungkin bisa German duluan yang ngebomb Moskow dan London pake Nuke lols

5. Weak Axis Allies
lets be honest, Axis itu pada dasarnya adalah German. saja.
Italy... is weak, dan sering bikin blunder, baik di Kreta maupun di Afrika, yang bikin Hitler harus mengorbankan pasukan German yang berharga
yang lain.... IMHO not on par with Germany
dan Seandainya German bisa berkoordinasi dengan baik with Japan, mungkin German bisa membujuk Japan untuk tidak menyerang Pearl Harbour dulu, dan menunda masuknya Amrik ke WW2

ini sekadar tambahan saya sih Gan, melengkapi TS
 
 
 
 
 
 
Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/5b7ddf14582b2e7f0a8b4571/5-penyebab-kalahnya-jerman-pada-perang-dunia-ke-2/?ref=threadlist-246&med=thread_list






Komentar